indosiar.site Rumah milik anggota DPR nonaktif Ahmad Sahroni di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali menjadi perhatian publik. Hunian yang beberapa waktu lalu sempat dijarah massa kini dibongkar dan sudah rata dengan tanah. Proses pembongkaran dilakukan menggunakan alat berat dan pengangkutan material bangunan secara bertahap. Pemandangan yang tersisa hanyalah puing-puing beton dan kayu yang menutupi lahan bekas rumah tersebut.
Rumah ini sebelumnya menjadi lokasi kerusuhan dan penjarahan yang ramai diperbincangkan. Peristiwa tersebut menyebabkan kerusakan parah sehingga struktur bangunan tidak lagi aman. Kondisi yang hancur membuat pembongkaran menjadi pilihan paling realistis.
Alat Berat Dikerahkan Bersihkan Struktur yang Rusak
Di lokasi, dua ekskavator berwarna kuning tampak bekerja tanpa henti. Mesin-mesin itu memecahkan sisa tembok, meratakan puing, dan memindahkan material ke dalam truk besar yang sudah antre di tepi jalan. Operator alat berat bergerak cepat, memastikan tidak ada bagian rumah yang tertinggal.
Proses pembersihan berlangsung hati-hati. Struktur bangunan yang sudah tidak stabil membuat operator alat berat harus bekerja secara perlahan di beberapa bagian. Sementara itu, debu dari bongkahan bangunan sesekali beterbangan saat ekskavator mengangkat material. Situasi ini menunjukkan betapa parahnya kerusakan rumah tersebut sejak insiden penjarahan.
Material sisa bangunan, seperti kayu yang patah, potongan besi berkarat, hingga pipa paralon yang sebelumnya menjadi bagian instalasi rumah, kini berserakan di seluruh area. Tumpukan material tidak lagi membentuk wujud bangunan, melainkan hanya menjadi sampah konstruksi yang siap dibawa keluar lokasi.
Penjarahan Menjadi Awal Kerusakan Total
Sebelum dibongkar, rumah Ahmad Sahroni sudah mengalami kerusakan berat akibat penjarahan. Insiden tersebut mengakibatkan isi rumah hilang, sebagian tembok jebol, dan beberapa bagian bangunan terbakar atau dirusak secara sengaja. Setelah kejadian itu, rumah dibiarkan dalam kondisi rusak dan tidak lagi dihuni.
Penjarahan yang terjadi bukan hanya menyisakan kerusakan fisik. Banyak pihak menilai bahwa peristiwa tersebut menunjukkan betapa rentannya situasi keamanan di kawasan padat penduduk ketika terjadi kegaduhan sosial. Rumah Sahroni menjadi simbol kerusakan akibat tindakan massa yang tidak terkendali.
Kerusakan yang sudah telanjur parah membuat pemilik dan pihak terkait tidak memiliki pilihan selain merobohkan seluruh bangunan. Perbaikan tidak memungkinkan karena hampir semua struktur utama telah rusak.
Proses Pembongkaran Dilakukan Bertahap
Pembongkaran sebuah bangunan besar tidak dapat dilakukan sekaligus. Prosesnya dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari pemetaan struktur yang masih berdiri, pengamanan area sekitar, hingga pengerahan alat berat. Area rumah Ahmad Sahroni juga dipasangi pembatas guna memastikan warga tidak mendekati area rawan.
Tahap pertama dimulai dengan membersihkan bagian-bagian ringan seperti plafon yang jatuh, kayu lapuk, dan material kecil lain. Setelah itu, ekskavator mulai menargetkan dinding utama dan fondasi. Dalam tahap ini, truk pengangkut bongkaran hilir mudik untuk membawa sisa bangunan ke tempat pembuangan khusus.
Operator alat berat harus memastikan sisa bangunan tidak membahayakan pekerja lain. Setiap lapisan material dibersihkan hingga akhirnya lahan menjadi kosong. Pada akhirnya, rumah yang sebelumnya berdiri megah kini tidak lagi menyisakan wujud bangunan sama sekali.
Warga Sekitar Menyaksikan Proses Pembongkaran
Pembongkaran rumah Ahmad Sahroni menjadi perhatian warga sekitar. Beberapa di antara mereka tampak menyaksikan dari kejauhan. Ada yang sekadar memperhatikan, ada pula yang merekam prosesnya dengan ponsel. Kejadian ini mengingatkan warga pada insiden penjarahan yang pernah mengguncang kawasan tersebut.
Bagi sebagian warga, pemandangan ini membawa perasaan campur aduk. Di satu sisi, rumah yang rusak sejak lama akhirnya dibersihkan sehingga tidak lagi menjadi lokasi yang berpotensi membahayakan. Di sisi lain, mereka teringat kembali pada peristiwa yang cukup kelam beberapa waktu lalu.
Sejumlah warga menyebut bahwa bangunan tersebut memang sebaiknya dibongkar karena kondisinya sangat berbahaya. Banyak bagian rumah yang retak, miring, dan hampir roboh sehingga membahayakan siapa pun yang melewatinya.
Makna Pembongkaran Bagi Pemilik dan Lingkungan
Bagi pemilik, langkah pembongkaran ini menjadi proses penutupan babak lama. Rumah yang pernah dihuni dan menjadi tempat tinggal kini hilang sepenuhnya akibat rangkaian kejadian yang tidak diinginkan. Meski demikian, pembongkaran justru menjadi langkah awal untuk menyusun rencana baru, baik untuk membangun ulang atau memanfaatkan lahan untuk tujuan lain.
Bagi lingkungan sekitar, pembersihan lahan memberikan ruang baru. Lahan kosong jauh lebih aman dibandingkan dinding rapuh yang bisa runtuh kapan saja. Selain itu, pembongkaran mencegah kawasan tersebut menjadi titik rawan tindak kriminal karena bangunan terbengkalai sering kali dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab.
Kesimpulan: Akhir dari Kisah Bangunan yang Pernah Dijarah
Rumah Ahmad Sahroni yang dulu pernah menjadi sorotan publik kini benar-benar hilang dari permukaan. Puing-puing bangunan telah diangkut, lahan diratakan, dan tidak ada lagi tanda-tanda rumah yang dulu berdiri kokoh. Peristiwa ini menjadi penutup dari kisah panjang rumah tersebut sejak insiden penjarahan hingga pembongkaran.
Meski meninggalkan kesan pahit, langkah ini sekaligus membuka babak baru bagi pemilik maupun lingkungan sekitar. Lahan yang kini kosong memberi ruang untuk rencana baru—apa pun bentuknya di masa depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform kalbarnews.web.id
