indosiar, Terinspirasi dari Cannes Film Festival dan Marché du Film, Kementerian Kebudayaan RI kini menyiapkan acara serupa khusus musik: Music Market Indonesia.
Inisiatif ini bertujuan membangun ekosistem industri musik dalam negeri menjadi lebih kuat dan kolaboratif. Ide besar ini diperkenalkan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama Wakil Menteri Giring Ganesha pada pertengahan 2025, sebagai jawaban atas kebutuhan ruang bagi pelaku musik untuk bertemu, berbagi ide, dan membuka peluang kerja sama.
Music Market yang direncanakan akan digelar pada akhir tahun ini diharapkan menjadi platform strategis di mana musisi, label, promotor, manajemen artis, platform digital semua berkumpul dalam satu tempat formal dan interaktif.
Konsepnya memang mirip dengan festival pasar kreatif internasional, seperti Cannes untuk film, namun fokus pada musik serta produk musik Indonesia.
Tujuan Music Market untuk Membangun Jejaring dan Akses Pasar
Music Market dirancang sebagai panggung jejaring yang menghubungkan pelaku industri dalam negeri dengan peluang internasional.
Melalui forum atau booth yang tersedia, musisi, promotor, event organizer, hingga penyedia layanan audiovisual bisa saling berkenalan, bertukar kontak, dan membicarakan potensi kolaborasi. Ini benar-benar omong kosong jika produk musik Indonesia berkualitas tetap sulit go international; lewat market ini, jalur distribusi bisa dipercepat dan dipermudah.
Selain itu, diskusi terbuka soal royalti dan hak cipta juga jadi agenda penting agar pembagian keuntungan antar artis, pencipta lagu, dan label bisa lebih transparan.
Sistem royalti yang adil dan jelas diyakini akan memperkuat kepercayaan pekerja musik terhadap ekosistemnya. Semua pihak diajak duduk bersama untuk merumuskan solusi bersama.
Format Alternatif Musik: Vinyl dan Produk Kreatif Berkualitas
Tidak hanya mempertemukan pelaku musik, Music Market juga membuka ruang bagi produk kreatif seperti piringan hitam (vinyl), merch artis, dan multimedia kreatif. Produk-produk nostalgi vinyl kini kembali naik daun dan punya segmen penggemar tersendiri.
Lewat panggung Music Market, pelaku kreatif ini bisa memperkenalkan produknya kini seperti alternatif sampingan yang bisa menjadi tambahan penghasilan dan estetika baru bagi penggemar.
Kehadiran produk kreatif juga memperkuat citra musik Indonesia secara budaya, bukan sekadar industri. Musik yang dirayakan sebagai karya seni memiliki nilai tambah, bukan cuma soal hit chart, tapi juga soal identitas dan estetika lokal yang dibanggakan.
Kolaborasi dengan Platform Digital Global
Tak bisa lepas dari era digital, Music Market akan melibatkan platform global seperti Spotify dan YouTube. Kehadiran mereka bukan hanya sebagai sponsor, namun juga mitra strategis dalam akses pasar streaming dan distribusi global.
Dengan duduk bersama dalam forum, pihak pemerintah dan platform bisa bertukar pandangan terkait tantangan lisensi, algoritma rekomendasi, dan kebijakan royalti digital agar lebih sesuai dengan kondisi lokal.
Platform musik global ini juga bisa memberikan insight soal tren konten yang diminati dunia dan memberi panduan bagi musisi lokal agar lebih diterima di pasar internasional.
Kombinasi kolaborasi ini diplot sebagai langkah konkret menjadikan musik Indonesia lebih mudah ditemukan dan dinikmati oleh audiens internasional.
Tantangan dan Langkah Persiapan Menuju Music Market
Menyiapkan Music Market skala besar tentu bukan hal mudah. Infrastruktur acara yang kompleks, koordinasi lintas lembaga, hingga kesiapan peserta menjadi tantangan utama.
Kemenbud sedang merancang agenda mulai dari diskusi panel, pitching session, showcase artist hingga pameran produk kreatif.
Registrasi stakeholders serta persiapan tempat akan dimulai beberapa bulan sebelumnya. Kementerian juga perlu melibatkan pemerintah daerah, asosiasi musisi, dan komunitas kreatif lokal agar acara ini tidak sentralistik. Agar peserta dari berbagai kota bisa hadir, diharapkan pula adanya dukungan logistik dan promosi nasional.
Harapan untuk Industri Musik yang Lebih Inklusif dan Kompetitif
Dengan adanya Music Market ala Cannes ini, harapan terbesar adalah terciptanya sistem industri musik yang inklusif di mana musisi besar dan indie memiliki akses yang sama untuk dipromosikan, bertemu label, atau memasarkan karya ke dalam negeri bahkan ke luar negeri.
Industri musik yang tadinya fragmented bisa mulai menemukan arah yang jelas dengan dukungan regulasi, marketplace, dan jejaring yang kuat.
Jika berhasil, model ini bisa diadopsi rutin tahunan dan memberi keuntungan jangka panjang, baik dari sisi eksposur karya, pendapatan royalti, maupun pertumbuhan industri musik tanah air secara keseluruhan.
Kementerian Kebudayaan melalui Music Market sedang membangun momentum baru bagi musik Indonesia. Konsep yang terinspirasi dari Cannes diharapkan membuka pintu kesempatan dan memperkuat ekosistem industri kreatif nasional.
Bagi kamu yang tertarik menjelajahi kombinasi antara destinasi hijau dan festival musik, atau segudang ide acara kreatif lainnya, cek info lengkap di musicpromote.
Dengan kolaborasi, transparansi, dan inovasi, musik Indonesia bisa melangkah lebih jauh ke panggung global, sambil tetap menjaga akar budaya dan identitas kreatifnya.