indosiar.site Dunia balap motor kembali menorehkan sejarah baru bagi Indonesia. Dua pembalap muda berbakat, Veda Ega Pratama dan Mario Aji, bersiap untuk tampil secara reguler di ajang balap paling bergengsi, MotoGP. Kedua nama ini bukan sosok asing bagi penggemar otomotif tanah air. Mereka sudah sering menunjukkan performa luar biasa di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, yang menjadi kebanggaan nasional dan dikelola oleh InJourney Tourism Development Corporation (ITDC).
Langkah mereka menuju ajang dunia bukan terjadi secara instan. Kedua pembalap ini telah melalui proses panjang penuh dedikasi, latihan, dan semangat juang tinggi. Kini, perjuangan itu berbuah manis ketika keduanya dipastikan akan bergabung dalam kompetisi yang mempertemukan para pebalap terbaik dunia.
Mandalika, Pusat Lahirnya Generasi Balap Indonesia
Sirkuit Mandalika tidak hanya dibangun untuk menggelar event balapan kelas dunia, tetapi juga menjadi tempat lahirnya bakat-bakat muda tanah air. Melalui pengelolaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika kini menjadi simbol kebangkitan olahraga otomotif di Indonesia.
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mendorong munculnya generasi pembalap baru yang mampu bersaing di level internasional. Ia menyampaikan bahwa kehadiran Sirkuit Mandalika tidak hanya sekadar fasilitas fisik, tetapi juga wadah pembinaan talenta dan wadah mimpi bagi anak muda Indonesia.
“Kami sangat bangga atas capaian dua pembalap muda kebanggaan Indonesia, Veda Ega Pratama dan Mario Aji. Melalui Sirkuit Mandalika, kami ingin melahirkan lebih banyak generasi berprestasi yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah dunia,” ujar Maya dalam keterangan resminya.
Perjalanan Panjang Menuju Panggung Dunia
Veda Ega Pratama, pembalap muda asal Yogyakarta, dikenal sebagai talenta yang cepat menonjol di kejuaraan Asia Talent Cup. Sementara itu, Mario Aji, pembalap asal Magetan, sudah membuktikan kemampuan luar biasanya dengan tampil di ajang Moto3 World Championship. Keduanya menjadi simbol semangat pantang menyerah dari para pembalap muda Indonesia yang terus berjuang menembus batas.
Performa mereka di Mandalika sering menjadi sorotan, terutama saat berhasil menampilkan kemampuan teknis dan keberanian di lintasan. Dari situ, berbagai pihak mulai memperhatikan potensi besar keduanya untuk naik kelas ke ajang MotoGP.
Langkah Veda dan Mario ke dunia MotoGP bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan kemenangan simbolik bagi dunia motorsport Indonesia. Mereka adalah bukti nyata bahwa dengan fasilitas, dukungan, dan pelatihan yang tepat, anak bangsa mampu bersaing di level tertinggi.
InJourney dan ITDC, Kolaborasi Strategis untuk Dunia Balap
Sebagai pengelola resmi Sirkuit Mandalika, InJourney dan anak perusahaannya ITDC terus memperkuat ekosistem balap nasional. Mereka tidak hanya fokus pada penyelenggaraan event MotoGP setiap tahunnya, tetapi juga aktif menciptakan program pengembangan talenta muda.
Berbagai pelatihan dan kerja sama internasional dijalankan untuk memberikan pengalaman berharga bagi pembalap muda Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa sektor pariwisata dan olahraga dapat berjalan beriringan, menciptakan manfaat ekonomi sekaligus kebanggaan nasional.
Selain menjadi magnet wisata, Mandalika kini dikenal sebagai “laboratorium kecepatan” di mana generasi muda Indonesia ditempa untuk menjadi atlet profesional. Dukungan ini diharapkan terus berlanjut agar semakin banyak pembalap lokal yang mengikuti jejak Veda dan Mario di masa depan.
Mimpi Besar yang Dimulai dari Tanah Lombok
Kesuksesan dua pembalap muda ini tidak lepas dari peran besar Pertamina Mandalika International Circuit. Sirkuit ini bukan hanya tempat mereka berlatih, tetapi juga simbol kebangkitan motorsport Indonesia. Dengan lintasan sepanjang 4,3 kilometer dan pemandangan alam Lombok yang menakjubkan, Mandalika telah menjadi salah satu sirkuit paling indah di dunia.
Bagi Veda dan Mario, setiap tikungan di Mandalika memiliki kenangan tersendiri. Dari latihan pagi hingga malam, dari jatuh hingga bangkit kembali — semua itu menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju impian mereka. Kini, langkah keduanya ke ajang MotoGP menjadi bukti bahwa kerja keras, dukungan, dan fasilitas berkelas internasional bisa membuka jalan menuju panggung dunia.
Harapan Baru bagi Motorsport Indonesia
Keberhasilan ini memberikan harapan baru bagi dunia motorsport tanah air. Pemerintah, BUMN, dan komunitas otomotif kini memiliki contoh nyata bahwa investasi di bidang olahraga dapat membawa hasil luar biasa. Selain membanggakan, prestasi ini juga mampu menarik perhatian dunia terhadap potensi Indonesia di industri olahraga dan pariwisata.
Maya Watono menambahkan bahwa kehadiran Mandalika bukan hanya tentang balapan, tetapi juga tentang menciptakan inspirasi. Ia percaya, di masa depan, akan semakin banyak anak muda Indonesia yang terinspirasi untuk mengejar karier di dunia balap internasional.
“Setiap suara mesin di Mandalika adalah simbol semangat dan keberanian. Kami ingin memastikan semangat itu terus hidup dan berkembang,” ujarnya.
Dari Mandalika Menuju Dunia
Kisah Veda Ega Pratama dan Mario Aji adalah gambaran nyata dari semangat Indonesia yang tidak pernah padam. Dari sebuah sirkuit di Lombok, mereka kini menatap dunia dengan keyakinan penuh. Perjalanan ini membuktikan bahwa Indonesia tidak kekurangan talenta — yang dibutuhkan hanyalah dukungan, kesempatan, dan kepercayaan diri untuk bersaing di level tertinggi.
Dari Mandalika ke dunia, dua pembalap muda ini bukan hanya mewakili tim atau sponsor, tetapi mewakili mimpi jutaan anak bangsa yang ingin melihat bendera Merah Putih berkibar di podium MotoGP.

Cek Juga Artikel Dari Platform suarairama.com
